Oleh : Syibli Maufur,M.Pd (Kepala Pusat Perpustakaan UINSSC)
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan tinggi. Perpustakaan sebagai jantung perguruan tinggi tidak luput dari arus transformasi digital. Saat ini, perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi fisik, tetapi juga sebagai pusat akses informasi digital yang mampu menjangkau pengguna tanpa batas ruang dan waktu.
UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon merupakan salah satu perguruan tinggi yang berkomitmen untuk melakukan transformasi menuju perguruan tinggi siber pertama di Indonesia. Hal ini tentu berdampak signifikan pada perpustakaan yang harus bermigrasi dari model konvensional ke arah digital. Transformasi ini bukan sekadar perubahan teknis, tetapi juga menyangkut budaya, kebijakan, sumber daya manusia, serta literasi digital sivitas akademika. Artikel ini akan membahas tantangan dan peluang yang dihadapi Perpustakaan UIN Siber Syekh Nurjati dalam era digitalisasi.
Tantangan Perpustakaan dalam Era Digitalisasi
1. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi
Digitalisasi perpustakaan membutuhkan infrastruktur yang memadai, mulai dari perangkat keras, jaringan internet berkecepatan tinggi, server penyimpanan, hingga sistem manajemen perpustakaan berbasis digital. Menurut Lasa (2017), digital library memerlukan dukungan teknologi yang stabil untuk menjamin kelancaran layanan daring. Di UIN Siber Syekh Nurjati, salah satu tantangan awal adalah memastikan kesiapan infrastruktur agar akses informasi dapat dilakukan tanpa hambatan.
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Pustakawan memiliki peran penting dalam mengelola perpustakaan digital. Namun, tidak semua pustakawan terbiasa dengan sistem otomasi, basis data, atau repositori digital. Sebagaimana dikemukakan oleh Sutarno (2018), transformasi perpustakaan memerlukan peningkatan kapasitas pustakawan melalui pelatihan intensif di bidang literasi digital, manajemen konten, serta teknologi informasi. Tantangan bagi UIN Siber Syekh Nurjati adalah bagaimana menyiapkan SDM yang adaptif terhadap perubahan ini.
3. Literasi Digital Mahasiswa dan Dosen
Tidak semua pengguna memiliki literasi digital yang memadai. Mahasiswa dan dosen yang terbiasa dengan layanan konvensional mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses e-journal, e-book, atau repositori digital. Menurut UNESCO (2021), literasi digital adalah keterampilan kunci yang harus dimiliki untuk memanfaatkan informasi di era digital. Oleh karena itu, perpustakaan harus menyediakan layanan bimbingan literasi informasi agar pengguna mampu memanfaatkan sumber digital secara optimal.
4. Keamanan Data dan Hak Cipta
Dalam perpustakaan digital, isu keamanan data dan hak cipta menjadi tantangan besar. Koleksi digital rentan terhadap pembajakan, penyalahgunaan, dan distribusi ilegal. Selain itu, repositori institusi harus memperhatikan perlindungan karya dosen dan mahasiswa agar tidak disalahgunakan. Menurut Arifin (2020), pengelolaan hak cipta serta keamanan basis data merupakan bagian penting dari tata kelola perpustakaan digital yang berkelanjutan.
Peluang Perpustakaan dalam Era Digitalisasi
1. Akses Informasi Tanpa Batas
Perpustakaan digital memungkinkan mahasiswa dan dosen mengakses informasi dari mana saja dan kapan saja. Hal ini sejalan dengan visi UIN Siber Syekh Nurjati sebagai kampus siber yang menyediakan pembelajaran fleksibel. Menurut Tenopir (2018), digital library memberikan peluang besar dalam memperluas akses literatur akademik dan meningkatkan kualitas penelitian.
2. Efisiensi Ruang dan Koleksi
Migrasi ke sistem digital mengurangi ketergantungan pada ruang fisik untuk menyimpan koleksi. Koleksi elektronik dapat diakses secara daring tanpa harus hadir di perpustakaan. Hal ini menjadikan perpustakaan lebih efisien dalam pengelolaan ruang dan biaya operasional (Rahayu, 2019).
3. Integrasi dengan Sistem Akademik
Perpustakaan digital dapat diintegrasikan dengan Learning Management System (LMS) dan repositori akademik yang mendukung proses pembelajaran daring. UIN Siber Syekh Nurjati sebagai kampus siber memiliki peluang besar untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat data akademik yang terintegrasi, mendukung proses e-learning, penelitian, dan publikasi ilmiah.
4. Peningkatan Literasi dan Inovasi
Digitalisasi membuka ruang inovasi dalam layanan perpustakaan, seperti layanan reference online, virtual library tour, dan artificial intelligence untuk rekomendasi sumber. Hal ini juga mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan literasi digital yang pada akhirnya mendukung visi kampus siber.
Penutup
Transformasi Perpustakaan UIN Siber Syekh Nurjati dari konvensional menuju digital adalah sebuah keniscayaan di era globalisasi informasi. Meskipun dihadapkan pada tantangan berupa keterbatasan infrastruktur, kompetensi SDM, literasi digital pengguna, dan pendanaan, perpustakaan juga memiliki peluang besar untuk menjadi pionir dalam pengembangan perpustakaan digital di lingkungan perguruan tinggi Islam di Indonesia. Dengan strategi yang tepat, dukungan kebijakan, dan inovasi berkelanjutan, Perpustakaan UIN Siber Syekh Nurjati dapat menjadi role model perpustakaan digital di era siber.
Daftar Pustaka
Arifin, Z. (2020). Digitalisasi Perpustakaan Perguruan Tinggi: Tantangan dan Strategi. Jakarta: Prenada Media.
Lasa, H. S. (2017). Perpustakaan Digital: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ombak.
Rahayu, D. (2019). Efisiensi Ruang dan Koleksi dalam Perpustakaan Digital. Jurnal Perpustakaan Indonesia, 15(2), 45–56.
Sutarno, N. S. (2018). Manajemen Perpustakaan di Era Digital. Jakarta: Rajawali Pers.
Tenopir, C. (2018). Beyond Usage: Measuring Library Outcomes in the Digital Age. Library Trends, 66(3), 329–345.
UNESCO. (2021). Media and Information Literacy Curriculum for Educators and Learners. Paris: UNESCO.